Sumber Gambar: idntimes.com
Manusia relatif merasa kesulitan terhadap sesuatu saat hatinya berkata itu sulit. Seperti menulis, pada dasarnya menulis itu mudah. Jika ada yang merasa menulis itu sulit maka wajar saja karena hatinya berkata “menulis itu sulit” bukan “menulis itu mudah”. Ingatlah saat duduk di bangku sekolah dasar, kita diajarkan oleh guru bagaimana caranya menulis huruf abjad, setelah pandai dilanjutkan lagi mengucapkan dan menuliskan beberapa kata yang sederhana, makin lama tingkat kesulitannya semakin sulit dan pada akhirnya kita menjadi seseorang yang bisa menulis dan membaca seperti sekarang.
Menulis tidak membutuhkan bakat, yang dibutuhkan hanyalah keterampilan. Sebuah keterampilan bisa diasah dengan berlatih, semakin sering berlatih maka kemampuan menulis kita akan semakin terasah dan otomatis akan semakin bagus. Agar bisa menulis dengan baik memang perlu beberapa ramuan khas yang harus dicampurkan guna meningkatkan kualitas kita sebagai seorang penulis. Ramuan tersebut antara lain:
Packing untuk Pergi ke Hutan
Siapkan ransel untuk pergi ke hutan blantara. Takut? Hanya orang yang memiliki niat dan keberanian saja yang berani masuk ke hutan. Dia tahu di hutan tersebut ada sesuatu yang dibutuhkannya. Jika tidak ada niat yang lurus, maka mau sampai kapanpun tidak akan pernah berani masuk ke hutan yang penuh hewan buas dan pepohonan tinggi. Menulis juga seperti itu, memerlukan niat yang lurus dan kuat agar segala rintangan berat di depan bisa diatasi.
Cari Bahan untuk Membuat Ramuan
Jika sudah punya niat dan keberanian untuk masuk ke hutan, maka selanjutnya adalah cari ramuan yang pas untuk menjadi seorang penulis. Jika sudah menemukan ramuan yang pas, kumpulkan bahan-bahan ramuan tersebut dari segala penjuru hutan dalam satu mangkuk dan jangan sampai hilang. Menulis juga seperti itu, ramuan disini dianalogikan sebagai ide yang sudah kita temukan. Sehingga langkah selanjutnya adalah mengembangkan ide tersebut dalam bentuk mind mapping dan tuliskan ke dalam buku agar tidak hilang apa yang sudah kita tuangkan.
Racik Ramuan Tersebut
Bahan-bahan ramuan yang sudah dikumpulkan di dalam mangkuk, jangan langsung mencampurkannya. Ada tahapan khusus dalam mencampurkan semua bahan yang sudah dikumpulkan, agar hasil ramuannya adalah ramuan yang benar-benar bisa menjadikan dirimu menjadi seorang penulis. Semua pengembangan ide yang sudah dibuat dalam bentuk mind mapping, disusun ulang menjadi sebuah daftar isi. Setelah selesai, kembangkan daftar isi tersebut menjadi sebuah naskah yang layak untuk diterbitkan.
Fermentasikan
Ramuan yang sudah diracik dan selesai, cobalah untuk difermentasikan atau diendapkan dalam kurun waktu beberapa hari. Hal ini dilakukan karena dua alasan. Pertama, agar peramu dapat istirahat sebentar setelah meramu ramuan jitu yang sulit. Kedua, agar terlihat mana ampas yang tertimbun didalam ramuan. Jika naskahmu telah selesai, maka endapkanlah terlebih dahulu dalam kurun waktu 3-4 hari. Hal ini dilakukan karena dua alasan. Pertama, agar otak kita fresh sebelum melihat kembali tulisan kita dan lanjut ke tahap selanjutnya. Kedua, agar saat kita membaca ulang naskah, pikiran kita sudah jernih dan bisa menilai secara objektif bagus atau tidaknya tulisan kita.
Racik Ulang
Ramuan yang telah difermentasikan, saatnya melihat ampas didalam ramuan tersebut. Jika tidak terlalu terlihat, maka cobalah untuk meminum ramuan tersebut. Jika rasanya kurang pas, maka harus diracik ulang. Hal ini dilakukan karena ramuan yang kurang pas rasanya, akan berdampak bagi yang meminumnya sehingga perlu diracik ulang dengan cara ditambahkan yang kurang dan mengurangi yang berlebih. Jika tulisanmu sudah selesai dalam bentuk naskah, maka bacalah. Naskah yang telah diendapkan beberapa hari, saatnya untuk self editing. Self editing berguna untuk melihat segala kekurangan yang ada di dalam naskah kita. Jika banyak kekurangan dari segi isi, tata letak maupun kaidah kepenulisan maka lakukan proses editing agar naskahnya lebih baik dari sebelumnya.
Minta Orang Lain Mencicipi
Jika ramuannya sudah diracik ulang, mintalah orang lain untuk mencicipi ramuan yang kamu buat. Hal ini dilakukan untuk melihat sudut pandang dan penilaian orang lain terhadap ramuan yang kita buat, karena tingkat kesubjektifitasannya akan lebih besar jika hanya diri sendiri yang mencicipi, namun jika meminta orang lain tingkat objektifitasannya akan lebih besar. Naskah yang sudah selesai direvisi dan diedit kembali, mintalah orang terdekat untuk membaca naskah yang telah dibuat. Hal ini dilakukan agar mendapat masukan dari penilaian orang lain terhadap naskah kita.
Mintalah Orang yang Ahli Meramu untuk Mencicipi
Jika kerabat berpendapat ramuan yang kita buat sudah bagus, saatnya memberikan ramuan kita kepada sang ahli yang pandai meramu. Sang ahli itu adalah editor, dan editor biasanya ada di penerbit. Berikan naskah kamu ke penerbit mayor, apakah layak untuk diterbitkan atau tidak. Biasanya pada tahap inilah kegelisahan datang melanda, takut naskahnya ditolak dan sebagainya.
Jika naskahmu tidak layak diterbitkan di penerbit mayor, tidak perlu bersedih. Naskahmu bukan berarti jelek, namun Allah punya rencana lain yang lebih indah untukmu. Cobalah ke penerbit indie atau self publishing. Dengan begitu siapa tahu bukumu justru malah lebih banyak yang membeli dan membacanya.
Minumlah Sendiri dengan Bangga
Jika orang-orang sudah beranggapan ramuan kamu sedap, maka minumlah ramuan tersebut dengan rasa bangga dan bahagia karena telah menyelesaikan ramuan yang luar biasa. Inilah tahap akhir dari bukumu, rasa gembira pasti dirasakan saat menyelesaikan satu naskah yang dijalani dengan perjuangan yang cukup berat. Sebuah rasa yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain, kecuali penulis itu sendiri.
Bagaimana? Mudah sekalikan untuk menulis? poin penting yang diperlukan adalah lakukan, komitmen, lakukan, komitmen, begitu seterusnya sampai naskah kamu selesai.
0 Komentar